Road Map GAKI, Langkah Awal Menuju Penanggulangan yang Integratif

Jawa timur | Kamis, 23 Mei 2024 | 09:11 WIB
Acara Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Road Map Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Kabupaten Lumajang (Sumber: Dok. Istimewa)

Lumajang, KompasTV Jawa Timur - Dalam upaya penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) yang masih terjadi, Tim GAKI Kabupaten Lumajang mengadakan Focus Group Discussion (FGD) I yang berfokus pada Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah. Acara ini berlangsung dua hari di Cafe Alka Lumajang (21-22/5/2024) dengan dukungan dari Nutrition International (NI) dan pendampingan oleh The JawaPos Institute of Pro-Otonomi (JPIP).

“Road Map ini sangat diperlukan karena penanggulangan GAKI harus dilakukan secara bersama-sama. Dengan road map yang akan disusun untuk lima tahun ke depan, diharapkan program-program nantinya bisa dilakukan lebih baik,” ungkap drg Erwan Budi Santoso, Plt sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Lumajang saat membuka acara. 

Selama ini, Kabupaten Lumajang belum memiliki dokumen pedoman khusus untuk penanggulangan GAKI. Penanganan yang ada masih bersifat parsial dan belum sepenuhnya terintegrasi antar perangkat daerah. Dengan adanya FGD ini, diharapkan dapat terbentuk sebuah roadmap yang komprehensif dan integratif, guna menyelaraskan berbagai upaya penanggulangan GAKI di Lumajang. 

Acara yang berlangsung selama dua hari ini diawali dengan pemaparan materi oleh Farianingsih, Ketua Pokja KIA-Gizi tentang Urgensi Penyusunan Road Map GAKI di Kabupaten Lumajang. Farianingsih menyoroti masih tingginya peredaran garam beriodium yang Tidak Memenuhi Syarat, yakni sekira 40% berdasarkan pengukuran di bulan Maret 2024. Sedangkan materi oleh Felicia Faustina dari Bappeda tentang Program Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) dalam Perencanaan di Kabupaten Lumajang

Dalam FGD ini, pada hari pertama peserta diajak melakukan analisis kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi saat ini mengenai GAKI di Lumajang. Para peserta juga melakukan analisis peran stakeholder yang terlibat, guna memahami kontribusi masing-masing dalam upaya penanggulangan GAKI. Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Kemudian, analisis TOWS (Threats, Opportunities, Weaknesses, Strengths) dilakukan untuk merumuskan strategi yang tepat berdasarkan hasil SWOT.

“Hasil dari FGD ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penyusunan dokumen roadmap yang komprehensif dan menjadi panduan dalam upaya penanggulangan GAKI di Kabupaten Lumajang secara lebih efektif dan terintegrasi. Ini merupakan lanjutan dari kerja-kerja NI di Kabupaten Lumajang yang sudah dilakukan sebelumnya,” terang Baidlowi Mahbub, perwakilan NI di Jawa Timur.

Dengan dukungan penuh dari Nutrition International dan pendampingan oleh Hariatni Novitasari dan Ahmad Faizin dari JPIP, Tim GAKI Kabupaten Lumajang optimis bahwa langkah ini akan membawa perubahan signifikan dalam penanganan masalah GAKI di wilayah ini, menuju generasi yang lebih sehat dan bebas dari gangguan akibat kekurangan iodium.


TERBARU