Gaungkan Semangat Nasionalisme dengan Peragaan Busana Bung Karno & Fatmawati
Jawa timur | Rabu, 25 Juni 2025 | 13:37 WIB
Peragaan Busana Bung Karno Fatmawati di Untag Surabaya (Sumber: Istimewa)
Surabaya, KompasTV Jawa Timur - Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya menggelar kegiatan bertajuk “Lomba Peragaan Busana dan Reka Peristiwa: Napak Tilas Jejak Perjuangan Soekarno–Fatmawati” pada Selasa (24/6). Kegiatan yang berlangsung di Selasar Lantai 1 Graha Prof. Dr. H. Roeslan Abdulgani, Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya,ini bertujuan dalam memperingati Bulan Bung Karno.
Dalam sambutannya, Rektor Untag Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA., menekankan pentingnya menanamkan semangat perjuangan kepada generasi muda.
“Bung Karno dan Ibu Fatmawati bukan hanya simbol cinta, tetapi juga semangat perjuangan yang harus ditanamkan kepada generasi muda,” ujarnya.
Rektor juga menyoroti prestasi UNTAG Surabaya yang kian meningkat dan mampu bersaing dengan perguruan tinggi swasta ternama secara nasional.
Sebanyak 26 unit kerja dan fakultas di lingkungan YPTA turut berpartisipasi, menampilkan sketsa teatrikal berdurasi lima menit yang menggambarkan kisah perjuangan dan hubungan emosional antara Bung Karno dan Fatmawati.
Tiga dewan juri dari kalangan profesional turut menilai penampilan peserta, yakni Yasinta Aurellia (Puteri Indonesia Lingkungan 2023), Dr. Bawinda Lestari (praktisi komunikasi), dan Dr. Dra. Ayun Maduwinarti (Dekan FISIP UNTAG).
Selain lomba, acara turut dimeriahkan oleh UKM Musik UNTAG serta pembacaan puisi berjudul “Sang Singa Podium” oleh Adinda Azzah Ramadani Shelonita, siswi SMATAG yang sebelumnya meraih Juara 2 Lomba Puisi Semangat Bung Karno.
Salah satu peserta, Maulana Arief atau Donny Maulana, mengungkapkan bahwa meski hanya latihan dua hari, timnya memprioritaskan penghayatan dan chemistry dalam penampilan.
“Yang paling penting, kami menghayati perjuangan Bung Karno secara utuh,” ujarnya bangga.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen YPTA Surabaya dalam memperkuat pendidikan karakter, semangat nasionalisme, dan budaya lokal. Momentum Bulan Bung Karno pun dimaknai tidak sekadar seremoni, melainkan sarana inspiratif untuk membangkitkan kesadaran sejarah dan cinta tanah air di kalangan pemuda.