Peringati Hari Anak Pakar BK Imbau Tingkatkan Budaya Literasi
Jawa timur | Rabu, 23 Juli 2025 | 17:41 WIBSurabaya, KompasTV Jawa Timur - Momen peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2025, Guru Bimbingan Konseling SMP 17 Agustus 1945 (SMPTAG) Surabaya Dewi Sartika, S.Psi, menyoroti dinamika kehidupan remaja di era serba digital. Gadget menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka, baik sebagai sarana belajar maupun hiburan. Namun, di balik kemudahan itu, muncul tantangan baru yang tak bisa diabaikan. Menurunnya minat literasi, ketergantungan pada teknologi, dan kurangnya perhatian emosional dari lingkungan sekitar.
"Anak-anak saat ini lebih cepat mengakses informasi, tetapi sering kali kurang peka terhadap komunikasi yang bersifat mendalam. Misalnya, ketika ada pengumuman penting secara tertulis, tidak semua membacanya secara saksama. Sebaliknya, mereka lebih responsif terhadap komunikasi langsung. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan membaca dan fokus pada pesan tertulis mulai tergeser oleh interaksi instan dan visual." Papar Dewi.Rabu(23/7/25)
Lebih lanjut, Dewi menyebut tugas guru BK bukan hanya memberi solusi ketika masalah muncul, tetapi membangun kepercayaan. Anak tidak akan terbuka jika tidak merasa aman. "Tantangan terbesar hari ini adalah menumbuhkan rasa percaya anak kepada gurunya. Ketika trust itu tumbuh, barulah arahan bisa masuk, dan nilai-nilai bisa ditanamkan." Lanjutnya.
Namun, guru tidak bisa berjalan sendiri. Pendidikan karakter anak bukan hanya tanggung jawab sekolah. Ada tiga pilar utama yang harus berjalan bersama, lingkungan, keluarga, dan guru.
"Menurut saya, semua anak itu hebat. Hebat bukan hanya dalam akademik, tetapi juga dalam hal sikap, semangat, dan karakter. Tugas kita sebagai orang dewasa adalah melihat potensi itu dan membantunya berkembang, bukan menuntut hasil sempurna sejak awal." Tutupnya.