Gresik, KompasTV Jawa Timur - Tradisi malam selawe atau malam ke 25 menjadi daya tarik puluhan ribu peziarah Makam Sunan Giri di Kabupaten Gresik. Lautan peziarah memacetkan jalan raya menuju Makam Sunan Giri pada Sabtu malam pekan lalu, demi mendapatkan berkah malam Lailatul Qadar .
Puluhan ribu peziarah dari berbagai daerah ini rela terjebak kemacetan berjam-jam, saat berjalan kaki menuju Makam Sunan Giri, di jalan Sunan Giri, Desa Pedukuhan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Meski harus menepuh jarak 2 Kilometer lebih, hal itu tak menjadi kendala bagi puluhan ribu peziarah dari berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Mereka harus rela terjebak kemacetan cukup lama, hampir dua jam, akibat banyaknya peziarah yang memadati jalan Sunan Giri.
Namun, demi mendapatkan berkah malam Lailatul Qadar, mereka pantang mundur berjuang menuju Makam Sunan Giri yang berada di atas bukit, dengan ketinggian 79 meter, di atas permukaan air laut. Setelah berhasil mencapai Makam Sunan Giri, para peziarah berdoa dengan khusyuk, meski sebagian besar para peziarah tidak bisa mendekat langsung ke Makam Sunan Giri.
Sementara itu, menurut Wakil Bupati Gresik, Aminantun Habibah usai berdoa dan melakukan tabur bunga, di Makam Sunan Giri di malam slawe atau malam ganjil adalah tradisi rutin yang dilalukan oleh Nabi muhammad.
Tradisi malam slawe atau 25 ini diikuti oleh Sunan Giri bersama muridnya saat mendekati penghujung akhir Ramadan. Hingga Sunan Giri wafat, tradisi berdoa di Makam Sunan Giri ini terutama malam slawe, terus dilakukan hingga saat ini. Tradisi malam slawe ini sempat terhenti akibat pandemi covid 19, namun sejak tahun lalu dan tahun ini sudah kembali normal.
Semakin banyaknya jumlah peziarah di Makam Sunan Giri, pada malam 25 Ramadan ini, bisa membuat para pelaku usaha mikro, kecil, menengah atau UMKM di kawasan Makam Sunan Giri, kembali bangkit dan meningkatkan perekonomian warga, di kawasan Makam Sunan Giri.
#ziarah #lailatulqadar #sunangiri #makam #gresik #jawatimur
Editor : Luky Nur Efendi