Penulis merangkum
Atas pidato Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Pj Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz dalam Pembukaan Konferwil XVIII Jawa Timur di Jombang, Jum'at 2 Agustus 2024.
Nahdlatul Ulama, bukan hanya sekedar Jam'iyah, namun sudah bisa disebut sebagai sebuah peradaban. Peradban itu berisi tatanan nilai, believe atau keyakinan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan norma tatanan kehidupan.
Sekeras apapun orang bertengkar tentang NU, sesama NU tentang misalnya kebijakan PBNU yang tak disetujui , toh tak akan meninggalkan rumahnya di NU, nanti pasti kembali ke-NU-an nya. Jadi sebagai peradaban tak ada yg bisa menghindarkan dari perbedaan pendapat.
Apa yang terjadi selama ini di tubuh NU tak usah terlalu dikhawatirkan kesudahannya, memang NU itu sangat besar dan sangat rumit sehingga banyak hal yang tak sepenuhnya disetujui, untuk hal ini ya kita jalan saja, tak usah didengarkan dan tak usah baca medsos.
Walau terjadi caci maki, pertengkaran atau beda pendapat apapun maka semua pihak tak akan berani meninggalkan NU. Bahkan orang yang sudah masuk organisasi lain-pun , saat mati ingin ditahlili.
"Saya tidak merasa khawatir dan merasa kecil hati akan semua karut marut apa yang terlihat di medsos, paling juga nanti akhirnya akan kembali ke NU".
Sebaliknya, tantangan sesungguhnya NU ke depan yang pasti adalah tantangan relevansinya dalam dunia yang sangat cepat berubah di dunia digital ini. Lingkungan besar sangat berbeda dulu dengan sekarang. Jadi harus ada penyesuaian yang luar biasa.
Tantangan relevansi itu juga berlaku bagi semua organisasi termasuk negara dan organisasi apapun di era sekarang ini. NU disitu tangannya, masih dibutuhkan nggak, masih relevan nggak. Siapa yang tak relevan bisa akan mati. dan tidak diperlukan lagi.
"NU ke depan perlu adaptasi luar biasa dan kerja keras untuk bertahan, mempertahankan kehidupan atau survival". Adaptasi itu tidak mudah membutuhkan ikhtiar ikhtiar yang sungguh sungguh.
Untuk menghadapi relevansi perlu transformasi organisasi, konsolidasi tatakelola, konsolidasi agenda organisasi, konsolidasi sumberdaya organisasi.
Menghadapi hal tersebut PBNU telah melaksanakan 4 Konferensi Besar dan Munas Alim Ulama selama 3 tahun kepengurusan PB NU sejak dikukuhkan.
Dalam konferensi besar tersebut PBNU telah juga menyusun komponen regulasi, mengembangkan pengunaan platform digital khusus persuratan maupun ekosistem lain untuk menguatkan kelembagaan di Nahdalatul Ulama.
"Untuk grand design NU ke depan saya menugaskan Lakspesdam NU untuk membuat perencanaan, membuat program kerja dan semacam grand desain untuk mencapai cita cita dan menjamin relevansi NU di masa yang akan datang. Ini seperti Bappenas , namun dikemas dan disusun ala Nahdlatul Ulama. Dengan begitu akan terjadi sistematisasi program kerja yang akan menjadi acuan dari PBNU, wilayah sampai Tingkat ranting.
Dalam membangun platform digital NU yang disebut Semesta Digital Data dan Layanan NU itu telah membentuk tim terpadu yang dipresentasikan di rapat pleno agar menjadi pedoman tingkat PB, pedoman sitem administrasi tingkat PWNU maupun Cabang Cabang di provinsi ini. Platform digital itu bisa diakses oleh pengurus gadged atau mobile phone masing masing.
Dihadapan sekitar 1470 kyai, bu Nyai, pimpinan Ponpes besar, PWNU dan PCNU Se-Jatim dan beberapa tokoh, pimpinan Badan Otonom dan perwakilan negara sahabat, pimpinan universitas NU dan bahkan pimpinan perbankan dan rumah sakit NU, Yahya jebolan FISIP UGM itu mengatakan tantangan untuk membangun sumber pembiayaan bagi organisasi.
Dalam konferensi Wilayah PWNU XVIII dengan tema Merajut Ukhuwah dan Mengokohkan Jam'iyah Dalam Pendampingan Ummat Penjabat Ketua PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudhz mengatakan selama 6 bulan PWNU telah dan akan terus melakukan tata kelola organisasi dan menghimpun kekuatan dan sumber daya potensial yang besar.
Saya lihat sangat banyak potensi yang ada di NU Jawa Timur ini sehingga merupakan tantangan kita untuk menjadikan potensi besar itu sumber daya untuk menguatkan NU, misalnya juga penguatan Ahlussunnah Wal Jamaah dan juga tentu tata kelola yang lebih baik dan penguatan jamiyah.
Selanjutnya, Pimpinan Ponpes Tebuireng yang sukses mengelola perusahaan besar tersebut mengatakan bahwa PWNU Jawa Timur "akan terus dan harus tegak lurus kepada PBNU". Kami harus mengikuti apa apa kebijakan yang ditetapkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Menurut Kyai Kikin, Laksana kereta api, dalam tubuh NU hanya ada 4 orang masinis yang mengendalikan jamiyah yaitu Rois Aam, Khatib Rais Aam, Ketua Umum PBNU dan Sekretaris Jendral. Yang lainnya harus taat dan ikut tak boleh belok belok semaunya sendiri di tengah jalan. Tak boleh berjalan tidak sesuai rel kebijakan PBNU.
PBNU juga memiliki strategi 3 matra yang kompleks dan luas. Akan dibuat sistem tata kelola yang lebih baik, penguatan sumber daya termasuk sumber keuangan dan SDM.
Format format tsb membutuhkan strategi eksekusi yang rumit dan kompleks membutuhkan kerja keras yang sistemik dan butuh banyak rekadaya yang sungguh sungguh.
Untuk pengkaderan PBNU ingin membangun pola pendidikan kepemimpinan yang lebih baik, setelah PKPNU dan MKNU pada tingkat tinggi akan ada sekolah kader AKKN NU dengan syarat yang ketat dan materi yang diasuh oleh para pakar dan ahli tingkat dunia. Bahasa yang dipakai bahasa Arab atau bahasa Inggris. Dengan begitu ada syarat penguasaan bahasa Inggris yang kuat minimal, Toeflnya 650. Kami hanya akan melatih 30 orang untuk angkatan pertama. Maka silahkan saja mempersiapkan diri menjadi bagian pelatihan tingkat tinggi ini.
Beliau mengajak sekali lagi kita doakan Nahdlatul Ulama tetap relevan menjadi peradaban baru yang bisa menyesuaikan dengan kondisi serba teknologi dalam kehidupan.