Malang, KompasTV Jawa Timur - Ditiadakannya pertandingan Tenis Meja dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional ke-20, membuat para Atlet kecewa. Mereka berharap dualisme kepengurusan segera usai, agar bisa kembali berlaga dan mendapat pembinaan yang semestinya.
Seperti yang dirasakan oleh para Atlet muda yang tergabung di perkumpulan Tenis Meja Malang. Ada dua Atlet yang sebenarnya berpotensi untuk ikut dalam perhelatan PON. Namun mereka harus merelakan kesempatan mereka, karena cabor Tenis Meja tidak dipertandingkan dalam PON tahun ini.
Baca Juga: Joko Susilo Didepak Persik dari Pelatih Kepala
Manajer PTM Makota Malang Hendro Sumardiko menuturkan, ditiadakannya pertandingan Tenis Meja dalam PON, kemungkinan karena dualisme yang terjadi dalam kepengurusan PTMSI. Selama sebelas tahun, dualisme terus berlarut-larut dan tidak segera rekonsiliasi. Hal tersebut berdampak pada pembinaan para Atlet, yang akhirnya terbengkalai. Salah satunya tidak bisa ikut berpartisipasi di PON tahun ini.
Baca Juga: Uji Coba New Normal Kegiatan Warga Dilonggarkan
Salah satu Atlet, Putri Nursiabani mengaku kecewa karena dualisme kepengurusan berakibat fatal pada para Atlet yang akhirnya gagal bertanding di PON. Padahal ia mengaku sudah rutin dan giat berlatih hampir dua setengah tahun, untuk persiapan mengikuti PON.
Kini para Atlet ini pun menyiapkan diri untuk Porprov Jatim 2022. Mereka berharap, dualisme kepengurusan PTMSI segera usai, dan bisa segera melebur menjadi satu, agar para Atlet Tenis Meja bisa mendapatkan pembinaan yang semestinya.
#malang #jatim #atlet #tenis #meja #pon #papua #medaliemas #juara
MEDIA SOSIAL KOMPAS TV JAWA TIMUR :
facebook :https://www.facebook.com/kompastvjatim
instagram :https://www.instagram.com/kompastvjatim
twitter :https://twitter.com/kompastvjatim
Editor : Muhammad Bisri Affandi