Penemuan Benda Bersejarah Saat Proses Ekskavasi Candi Gedog

Budaya | Sabtu, 10 Oktober 2020 | 08:00 WIB
Relief Bebatuan Peninggalan Majapahit (Sumber: KompasTV Blitar / Tim Liputan )

KEDIRI, KOMPAS.TV - Puluhan benda bersejarah ditemukan saat proses ekskavasi Candi Gedog di Kota Blitar. Dilihat dari relief yang ada diduga Situs Gedog merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.

Tim balai pelestarian cagar budaya jawa timur ini, melakukan ekskavasi di Candi Gedog Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Satu persatu sisi yang diduga jadi bagian Candi digali oleh tim ahli.

Meski masih dilakukan penggalian sedalam 1,5 meter namun sejumlah benda bersejarah lainnya telah ditemukan. Selain batu bata yang berukuran besar sejumlah Relief bebatuan juga ditemukan petugas.

Dari hasil penelitian sementara, tim PBCB Relief bebatuan tersebut diduga kuat merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Meski kondisinya sudah tidak utuh, namun ukiran yang menjadi ciri khas Kerajaan Majapahit masih terlihat jelas.

Temuan tersebut memperkuat tulisan dalam buku Raffles pada abad ke 19 yang menyebutkan ukiran di Relief Candi Gedog cukup indah. Selain Candi, tim BPCB juga memperkirakan ada sebuah patirtaan atau tempat mandi dewa dewi.

Baca Juga: Penyandang Disabilitas Hasilkan Jutaan Rupiah Dari Kerajinan Anyaman Bambu

Sementara itu, pemerintah Kota Blitar berharap proses eskavasi itu bisa mengungkap sejarah tentang Candi Gedog. Yang terpenting proses penggalian tersebut tidak merusak peninggalan sejarah dan bisa jadi objek wisata.

"Warisan ini kalo bisa kita ambil nilai, nilainya sepertia apa sih. Kalo sudah punya nilai ekskavasi ke dalam kehidupan masyarakat, ya kalo itu nilai yang baik tentu akan jadi bagian penting dari culture masyarakat Kota Blitar. kedua kalo dijadikan industri artinya Tourism Industry itu akan punya produk untuk masyarakat Kota Blitar", Jelas PJS Wali Kota Blitar, Jumadi. 

Rencananya ekskavasi ini akan dilakukan selama 8 hari. Nantinya seluruh temuan akan dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke balai pelestarian cagar budaya trowulan.

 


TERBARU