Ramadhan Belum Berlalu, Indahnya Sedekah Sesuai Yang Kita Mampu
Opini | Senin, 3 Mei 2021 | 13:31 WIBJelang memasuki 10 hari terakhir Ramadhan 1442 H, tentu kita seyogyanya mengingat segala amal kebaikan kita selama bulan penuh Rahmat ini belum berlalu mengikuti cepatnya perputaran waktu. Sanggupkah kita berpisah dengan bulan Ramadhan dan menyegerakan hari kemenangan tatkala kita masih merasa haus berbuat kebaikan? Ataukah kita merasa telah sangat cukup dengan berpuasa hingga tak sabar menanti gema takbir Idul Fitri?
Maka hendaknya kita renungi bersama.
Mendambakan hari kemenangan adalah hal yang mulia, namun ketahuilah bahwa mendambakan memiliki kemampuan untuk berbuat kebaikan, adalah hal yang jauh lebih mulia. Rasulullah SAW bahkan mengingatkan tentang kebaikan yang mana banyak manusia luput melakukannya dan hanya tersisa sedikit yang mengutamakan kebaikan. “Kebaikan itu banyak, dan sedikit orang yang mengerjakannya.” (HR. Khatib dari Ibnu ‘Amr, Kitab Al-Jami’us Shaghier, hadis nomor 4154)
Kebaikan dapat dilakukan dalam banyak hal. Sebagai contoh dalam bulan Ramadhan, kita diwajibkan berzakat fitrah yang harus ditunaikan sebelum shalat Idul Fitri. Dan perlu diketahui, bahwa hakikat zakat bukan hanya sebagai kewajiban, melainkan menguatkan semangat bersedekah dan berbagi diantara sesama muslim (Hablum minannas).
Sedekah itu sangat penting, bahkan memiliki keterkaitan dengan tanda-tanda hari kiamat. Dalam Shahih Bukhari, hadis nomor 1352, disebutkan (artinya): Dari Abu Hurairah ra., Ia berkata: Nabi Saw bersabda: “Kiamat tidak terjadi sehingga banyak harta di kalanganmu, lalu melimpah ruah sehingga pemilik harta bersedih akan orang yang menerimanya sampai ia berpaling, lalu orang yang berpaling itu berkata: “Tidak ada keperluan bagiku”.
Dan dalam hadis lainnya, yaitu Kitab Shahih Bukhari hadis nomor 1351 (artinya): Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya akan datang suatu masa yang mana seseorang berjalan membawa sedekahnya maka ia tidak menjumpai orang yang mau menerimanya. Seseorang berkata: “Seandainya kamu membawanya kemarin, niscaya saya menerimanya, adapun hari ini maka saya tidak membutuhkannya.”
Masya Allah, sebuah gambaran yang kelak akan terjadi dalam kehidupan, yang mungkin dalam situasi saat ini, kita belum bisa membayangkan mengapa harta menjadi bergelimang seperti itu. Karena dalam hadis di atas, dijelaskan bahwa bukan lagi sedikit orang yang enggan berbuat sedekah, melainkan, sangat sulit menemukan orang yang menerima sedekah pada masa-masa jelang hari Kiamat. Hadis tersebut merupakan pertanda bahwa atas kuasa Allah SWT, karakter dan segala peradaban manusia akan mengalami perubahan besar.