Ekosistem Kebajikan Ramadan

Opini | Kamis, 23 Maret 2023 | 15:47 WIB
KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua Umum DP MUI Provinsi Jawa Timur (Sumber: Dok.Istimewa)

Hadis sahih di atas menggambarkan betapa besarnya motivasi berbuat kebajikan. Motivasi itu berlaku baik pada orang-orang miskin maupun orang-orang kaya. Mereka didorong untuk sungguh-sungguh berlomba-lomba dalam kebajikan.

Saat kebajikan dilakukan oleh satu orang, bukan berarti kebajikan itu akan berkurang saat dilakukan atau ditiru oleh orang lain. Kebajikan akan selalu berkembang dan membiak saat sudah menjadi bagian dari napas hidup semakin banyak orang.

Kebajikan tak akan mengalami proses degradasi karena ditiru dilakukan pula oleh orang lain. Justeru, kebajikan akan mengalami defisit dan degradasi aktualisasi jika ia tidak lagi menjadi perhatian dalam cara berpikir dan bertindak umat manusia.

Karena itulah, kebajikan membutuhkan ekosistem. Para wali, seperti pada lagu Tambo Ati oleh Kanjeng Sunan Bonang, mengingatkan begini: wong kang sholeh kumpulono. Bergaullah dengan orang-orang sholeh. Biasakanlah bersama orang-orang baik.

Mengapa para wali mengajarkan seperti itu? Sederhana sekali jawabannya. Itu semua karena para wali sedang mengajarkan kepada kita semua: jangan sepelekan ekosistem sosial. Jangan remehkan mata rangkai hidup anggota masyarakat. Mereka akan menjadi pilar lingkungan yang memungkinkan suatu nilai tumbuh atau runtuh. Tumbuh atau mati.

Itulah yang disebut dengan ekosistem. Kebajikan pun butuh ekosistem. Itu semua dibutuhkan agar manusia bisa berada dalam proses pengkondisian di atas nilai kebajikan itu. Karena, iman itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang. Al-imanu yazidu wa yanqushu.

Ramadan disediakan sebagai momentum untuk menciptakan ekosistem kebajikan. Ramadan diciptakan oleh Allah SWT untuk menyediakan ekosistem kebajikan yang luar biasa besar bagi kita semua. Setiap detak jantung, setiap desahan napas, dan setiap langkah yang kita ayunkan menjadi sarana untuk menebar kebajikan.

Tidak ada ekosistem kebajikan sebesar dan semasif momentum Ramadan. Rutin, tahunan, dan bahkan berstatus wajib oleh setiap Muslim mukallaf. Di mana saja. Kecuali kondisi tertentu yang dibenarkan syariat.


TERBARU