Bersedekah di Bulan Ramadan
Opini | Minggu, 2 April 2023 | 13:08 WIBKompasTV Jawa Timur - Bulan Ramadan adalah bulan yang mulia. Bulan di mana Allah menurunkan kitab suci al-Quran. Bulan di mana berpuasa menjadi suatu hal yang wajib. Banyak pahala yang dilipat gandakan oleh Allah SWT dalam bulan suci ini. Tidak heran, jika banyak umat Islam berlomba-lomba untuk melakukan ribuan kebaikan di bulan penuh rahmat ini.
Nuansa Ramadan merupakan moment yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam, terutama dengan tujuan memperbanyak ibadah, salah satunya dengan bersedekah. Banyak orang berbondong-bondong bersedekah dalam moment ini. Mulai dari berbagi parcel, sembako, takjil, kue, bahkan makanan. Begitu indah Islam mengajarkan umatnya tentang pentingnya berbagi. Di balik sedekah, seseorang secara otomatis telah menyempurnakan dirinya tentang keimanannya. Seorang yang bersedekah, telah membenahi dirinya tentang hubungan dirinya dengan Tuhannya dan juga dengan sesama manusia. Berikut adalah kemuliaan orang yang bersedekah:
Sebagai kesempurnaan iman dan Islam
Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi alam semesta. Karena itu, Islam bukan hanya mengajarkan bagaimana seorang muslim itu berhubungan dengan tuhannya, akan tetapi Islam juga mengajarkan bagaimana seorang muslim itu berhubungan baik dengan keluarganya, tetangganya dan masyarakatnya. Rasa empati sosial dalam ajaran Islam bukan hanya dalam wacana-wacana kosong yang tanpa aplikasi. Akan tetapi, rasa empati sosial dalam Islam diwujukan dengan tindakan-tindakan nyata bukan sekedar pengakuan.
Oleh karena itu, orang yang mengaku beragama Islam, mengaku beriman, dan mengaku bertakwa ditantang oleh Allah untuk melakukan perbuatan sebagai bukti keimanan, keIslaman, dan ketakwaan. Jika perbuatan yang diperintahkan tersebut bisa dilakukan dengan baik maka mereka pantas disebut mukmin, muslim dan muttaqin. Dalam al-Quran Allah berfirman:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Surat al-Imran, ayat 133).
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Surat al-Imran, ayat 134).
Tanda berprasangka baik kepada Allah
Orang yang mau mengeluarkan sebagian rizki untuk disedekahkan kepada orang lain berarti dalam dirinya ada rasa berbaik sangka kepada Allah. Ada keyakinan di dalam dirinya bahwa Allah akan mengganti sedekah yang dikeluarkannya tersebut dengan sesuatu yang lebih baik. Berbeda dengan orang pelit yang menganggap pintu rizki itu hanya kerja keras dan kikir terhadap orang lain. Mereka tidak yakin jika mereka mengeluarkan sedekah niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Dalam hadis Qudsi disebutkan bahwa Allah berfirman:
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasullullah SAW bersada: “Sesungguhnya Allah berfirman : Aku sesuai prasangka hambaku padaku. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya.” (HR. Muslim)
Upaya memperoleh cinta Allah dan cinta manusia
Salah satu langkah untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang Allah adalah dengan cara mengasihi sesama manusia, dan salah satu cara mengasihi sesama manusia adalah dengan bersedekah kepada mereka. Perbuatan cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia bisa menjadikan sebab seseorang dicintai oleh Allah. Rasulullah bersabda,
“Orang-orang yang mengasihi dirahmati oleh Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), kasihilah yang ada di bumi niscaya yang di langit akan mengasihi kalian” (HR Abu Dawud)
Selain kecintaan Allah, orang yang suka bersedekah akan mendapatkan kecintaan dari sesama manusia. Sudah menjadi tabiat manusia untuk ingin diperhatikan, dimengerti dan dibantu. Sedekah adalah merupakan salah satu bentuk empati sosial. Setiap orang yang diberi sesuatu kenikmatan pasti ia akan merasa senang dengan pemberinya.
Mensucikan jiwa
Cinta dunia adalah kotoran yang menempel dalam jiwa manusia. Salah satu bentuk cinta dunia adalah mencintai harta yang berlebihan. Dalam alquran Allah berfirman:
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung
dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya. (Al-Humazah, ayat 1-3)
Sifat bakhil adalah kotoran yang menodai jiwa dan kotoran itu harus disucikan. Cara mensucikannya adalah menanamkan sifat pemurah dengan cara senang bersedekah. Jika hati dan jiwa sudah bersih maka akan mendapatkan kelapangan dan kemudahan untuk
beribadah kepada Allah.
Begitu mulia orang yang senang bersedekah. Ia disenangi oleh Allah SWT dan disenangi oleh manusia. Sedengkan orang yang bakhil, ia tidak disukai Allah dan manusia. Begitu banyak kemulian orang yang bersedekah karena ia telah menanamkan kebaikan bagi keimanannya dan sikap empati terhadap sesama manusia. Harta bukan jaminan seorang menjadi bahagia, tapi membahagiakan orang lain dengan membagi rizqinya merupakan kebahagiaan tersendiri bagi yang bersedekah. Hal ini terasa semakin sempurna saat dijalankan di bulan Ramdhan, bulan yang penuh ampunan.
Oleh: Dra. Hj. Faridatul Hanum, M. Kom. I, Sekretaris MUI Jawa Timur.