UISI Resmikan Masjid Silo Al Ilmi, Pertama di Indonesia dari Bekas Industri Semen Gresik

Jawa timur | Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:25 WIB
Peresmian Masjid Silo Al Ilmi, Masjid Pertama di Indonesia yang dibangun dari Silo Semen Bekas Industri (Sumber: Istimewa)

Gresik, KompasTV Jawa Timur  – Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) meresmikan Masjid Silo Al Ilmi, masjid pertama di Indonesia yang dibangun dari silo semen bekas industri. Transformasi unik ini menandai babak baru dalam pemanfaatan infrastruktur industri menjadi ruang ibadah dan pusat keilmuan.

Peresmian dilakukan Dwi Soetjipto, Founding Father UISI sekaligus mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia (2005–2014). Turut hadir,  Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA, Menteri Pendidikan Nasional RI 2009–2014, serta sejumlah tokoh masyarakat dan akademisi nasional.

Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa pembangunan Masjid Silo Al Ilmi adalah simbol transformasi kreatif yang menggabungkan nilai sejarah industri dengan semangat pendidikan dan spiritualitas.

“Transformasi ini bukan hanya soal arsitektur, tapi tentang bagaimana kita memaknai kembali ruang industri sebagai pusat peradaban, ilmu, dan iman,” ujar Dwi Soetjipto usai meresmikan masjid, Jumat (16/5) 

Bangunan masjid ini berdiri dari silo raksasa yang sebelumnya digunakan untuk menyimpan bahan baku semen. Kini, dengan pendekatan desain arsitektur modern yang sarat nilai filosofis, bangunan tersebut menjelma menjadi masjid megah yang mampu menampung ratusan jemaah. Di lantai bawah, UISI juga meresmikan Perpustakaan UISI sebagai pusat literasi dan riset kampus.

Rektor UISI, Prof. Herman Wijaya, mengungkapkan bahwa nama "Silo Al Ilmi" mencerminkan filosofi mendalam. "Silo adalah wadah besar yang kini menjadi simbol semangat UISI dalam menyebarkan ilmu dan nilai keislaman ke berbagai penjuru," ujarnya.

Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid ini juga dirancang sebagai destinasi wisata edukatif dan religi. Diharapkan dapat menarik perhatian arsitek, sejarawan, hingga kurator museum yang tertarik pada rekayasa ulang bangunan industri menjadi karya bernilai budaya dan spiritual.

1
2

TERBARU