Hari ini Senin 12 Oktober 2020 Provinsi Jawa Timur merayakan Hari Jadi ke 75. Jawa Timur dalam 18 bulan kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa telah mengalami kemajuan signifikan ditilik dari tataran pemerintahan. Dalam tataran ilmu permerintahan, sebuah pemerintahan dikatakan sukses apabila seseorang pemimpin telah bisa meletakkan dasar-dasar pemerintahan dengan baik. Yakni daya eksekusi yang matang dalam iklim birokrasi secara padu, terobosan program kerja ditindak lanjuti dengan kerja lapangan dan networking yang memadai.
Di bawah kepemimpinan Khofifah – Emil Dardak, ada beberapa hal yang berubah, seperti hidup dan lancarnya komunikasi antara pemerintah provinsi dangan pimpinan lembaga negara dan kementerian. Demikian pula komunikasi provinsi dengan kepala daerah di 38 Kota dan kabupaten. Energi Khofifah sangat kuat dan sangat dinamis, apalagi juga mengemban amanah sebagai ketua umum Musliman NU. Gubernur perempuan ini memulai kegiatan dari dini hari dan mengakhiri koordinasi sampai dini hari pula. Maka skor kinerja provinsi Jawa Timur dinilai pemerintah pusat atau Kemendagri sebagai provinsi yang berkinerja sangat tinggi.
Selama 7 bulan di masa Pandemi Covid-19 memang tak ada yang bisa dikatakan menjadi pahlawan tunggal. Namun langkah strategis gubernur sangat terasa dengan adanya jalinan kerjasama terpadu antara pimpinan organisasi pemerintah daerah (OPD), Kapolda Jatim, Pangdam V/Brawijaya , Kejaksaan Tinggi dan instansi vertikal seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan.
Sebagai penanggung jawab Satgas penanggulangan Covid-19, Khofifah juga melakukan terobosan luar biasa dengan jajaran pusat melalui komunikasi intensive dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, pimpinan BNPB, Menko Perekonomian, Menko Polhukam, Menko PMK dan bahkan kepada Presiden RI untuk menyampaikan hal strategis penanganan covid di Jawa Timur.
Bukan itu saja. Khofifah telah melakukan roadshow keliling Jawa Timur dan untuk kampanye hidup sehat. Ini adalah cara komunikasi khas Jawa Timuran yang tak hanya akan membahagiakan masyarakat tapi juga kesempatan menyelami kehidupan rakyat di daerah.
Tolok ukur kemajuan Jawa Timur saat ini adalah capaian indeks demokrasi Jawa Timur, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, penghargaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, tata kelola BUMD yang semakin baik, iklim investasi yang kondusif di Pulau Jawa. Kemudian turunnya angka kematian Covid–19 yang signifikan, kolaborasi dengan tokoh masyarakat yang lebih masif, perpaduan antara rancangan prioritas pembangunan dengan kegiatan turun lapangan.
Khofifah adalah manusia kerja, dia tak ingin hanya duduk di belakang meja namun juga mengkoordinasikan semua tindakan dengan cross-check langsung ke lapangan.
Kurun waktu 1,5 tahun terakhir ini Jawa Timur berkembang secara kualitatif. Salah satu yang menonjol, penguasaan data dan penguasaan lapangan. Leluasa menggerakkan birokrasi tanpa keserimpet dengan kolusi dan nepotisme, karena keluarga gubernur tidak diizinkan masuk dalam struktur atau proyek pemerintah.
Khofifah sosok pemimpin dengan energi tinggi karena networking-nya yang hidup di kalangan atas, di tengah yaitu kolega pemerintahan sekaligus memiliki akar yang sangat kuat dan luas di kalangan bawah. Kualifikasi kepemimpinan gubernur dijadikan modal untuk mendorong, mengakselerasi capaian kuantitatif strategis.
Gubernur Jawa Timur Khofifah akan terus melakukan terobosan program kerja yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya dengan tagline CETTAR, yakni bekerja cepat, efektif, efisien, tanggap, transparan, akuntable dan responsive.
Melalui Nawa Bhakti Satya, apa yang digagas dalam program unggulan pemerintahannya digambarkan sedemikian rupa sehingga menjangkau kepentingan umum dan aspirasi masyarakat Jawa Timur.
Antara lain peningkatan kesejahteraan (Jatim Sejahtera ), inovasi dan kwalitas pendidikan dan kesehatan (Jatim Cerdas dan Sehat ), ekonomi lokal di daerah dan infrastruktur di daerah ( Jatim Akses ), masalah ketenagakerjaan (Jatim Kerja). Kemudian iklim demokrasi, gotong royong, kerukunan dan kebudayaan ( Jatim Harmoni) , tumbuhnya suasana kondusif untuk pertanian, perikanan dan agro industry ( Jatim Agro), pemberdayaan masyarakat, perempuan dan UMKM ( Jatim Berdaya ), iklim budaya anti korupsi, bekerja dengan efisien dan tata kelola yang baik atau good governance ( Jatim Amanah).
Penulis : Prof Mas’ud Said PhD - Direktur Pasca Sarjana Universitas Islam Malang dan Ketua ISNU Jawa Timur
Editor : Finsa Firmansyah