Kompas TV kolom opini

Haji dan Samudera Teladan dari Nabi

Senin, 20 Juni 2022 | 11:19 WIB
haji-dan-samudera-teladan-dari-nabi
Ahmad Zainul Hamdi, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Petugas Haji Indonesia di Arab Saudi (Sumber: Dok. Istimewa)

Dalam situasi itulah, Nabi Muhammad mendatangi panggilan Allah yang memerintahkannya untuk berhaji. Episode keberankatan hingga pelaksaan haji Nabi adalah sebuah episode yang sangat mengharukan.  Nabi Muhammad baru bisa melaksanakan haji di tahun ke-10 H sekalipun panggilan Allah itu sudah turun di tahun ke-6. Itu berarti Nabi memendam hasrat selama 4 tahun. Ketika di tahun ke-10 H Nabi mengumumkan akan berhaji, Madinah dipenuhi oleh kaum Musimin yang akan ikut berhaji bersama Rasulullah.

Pada hari Sabtu, lima hari sebelum akhir bulan Dhulqa’dah, Rasulullah berangkat meninggalkan Madinah. Ketika beliau akan meninggalkan Kota Madinah untuk menunaikan haji, yang tampak di depan Sahabat-sahabatnya adalah sosok sederhana dengan sikap tawadhu yang dipenuhi kekhawatiran akan krrusakan amalan hajinya karena riya’ dan hasrat popularitas. Hal ini tercermin dalam doa beliau ketika akan berangkat haji, sebagaimana yang diriwayatkan Anas Ibn Malik RA:

  :

Artinya: Dari Anas bin Malik ra., dia berkata, “Nabi SAW menunaikan haji dengan mengendarai unta dan menghamparkan sehelai kain yang harganya kurang dari empat dirham, lalu beliau berdoa: ‘Ya Allah, jadikanlah haji ini tanpa riya dan mencari kemasyhuran’. (HR. Tirmi i).

Ketika sampai di Dhulhulaifah atau Bir Ali, Nabi bermalam di sana. Dhulhulaifah atau Bir Ali adalah miqat atau titik start perjalanan haji dari daerah Madinah. Keesokan harinya, beliau mandi hingga bersih, melaksanakan shlat, memakai wewangian, memakai pakaian ihram, melafalkan niat haji, kemudian melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan menuju Mekkah ini, Nabi mengumandangan kalimat-kalimat tauhid dan mengungkapkan hasrat kerinduan dan ketaatannya memenuhi panggilan Allah. Inilah yang sekarang dikenal dengan lafad talbiyah:



Artinya: Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.

Setelah delapan hari perjalanan, sampailah Nabi dan rombongannya di Mekkah. Besok harinya, Senin pagi tanggal 5 Dhulhijjah, Rasulullah mandi dan menuju ke Masjid Haram untuk menunaikan thawaf dan sa’i.

 

Editor : Wahyu Anggana




BERITA LAINNYA


Close Ads x