Kompas TV kolom opini

Ramadan, Momentum Hindari Nafsu Flexing

Rabu, 29 Maret 2023 | 13:19 WIB
ramadan-momentum-hindari-nafsu-flexing
Dr. Lia Istifhama, MEI. Wakil Sekretaris MUI Jatim (Sumber: Dok. Istimewa )

KompasTV Jawa Timur - Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas).

Hadis tersebut menjadi self reminder tentang perkara atau sifat yang membinasakan hati manusia. Direlevansikan dengan bulan suci Ramadhan, tiga sifat tersebut, seharusnya tidak nampak jikalau seseorang memang memiliki sifat bermuhasabah diri atau mengkoreksi dirinya sendiri. 

Adapun dari sifat yang membinasakan hati tersebut, menarik dikaji terkait sikap membanggakan diri. Dalam Islam, dapat diistilahkan dengan kata riya’, sedangkan dalam istilah saat ini, yaitu flexing. Flexing, saat ini ramai diperbincangkan, terutama setelah terbukanya kebiasaan pamer kemewahan Rafael Alun. 

Mudahnya seseorang memiliki sifat flexing, tak lain disebabkan dangkalnya pengetahuan seseorang sehingga tindakan yang dilakukan tidak mencerminkan akal sehat dalam mempertimbangkan konsekuensi dan dampak atas perilakunya.  

Keutamaan pengetahuan ataupun ilmu, diterangkan oleh sang Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dalam Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim: “Kejarlah Ilmu ke mana pun dia pergi. Belajarlah kepada orang yang betul betul memahaminya. Sebab dalam ilmu terdapat obat penyembuh bagi hati yang buta.”

Dalam pesan tersebut, kita pun diingatkan bahwa ilmu akan meneduhkan hati kita dari bahayanya kebutaan hati. Orang yang mengejar ilmu, tidak akan jauh dari ajaran agama (Islam) sehingga memiliki keseimbangan dalam tindak tanduknya. Bilamana seseorang dangkal ilmu, maka seandainya seseorang tersebut dilimpahkan kekayaan, maka ia tidak akan mengetahui cara bijak mengelola kekayaan tersebut. Memprihatinkan tentunya, karena flexing hanyalah mengaburkan makna sesungguhnya dari kekayaan, sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadis: Dari Abu Hurairah ra. Nabi Saw. bersabda: “Kaya itu bukanlah karena banyaknya harta benda, tetapi kaya itu adalah kaya hati. (Shahih Bukhari).

Terlebih, kekayaan harta benda merupakan kefanaan yang dalam waktu sekejap, bisa sirna atas izin Allah SWT.

Editor : Luky Nur Efendi

1
2



BERITA LAINNYA


Close Ads x