Surabaya, Kompas.TV Jawa Timur - Tren fesyen telah menjadi bagian integral dari budaya manusia selama berabad-abad. Salah satu era yang paling berkesan dalam sejarah fesyen adalah era Victoria, yang berlangsung dari tahun 1837 hingga 1901, di bawah pemerintahan Ratu Victoria. Era ini ditandai dengan perubahan sosial dan ekonomi yang pesat, dipicu oleh Revolusi Industri.
Ini memungkinkan pakaian, yang sebelumnya hanya dapat diakses oleh kaum aristokrat, menjadi lebih terjangkau bagi kaum pekerja. Penemuan pewarna sintetis oleh William Henry Perkin juga membawa warna-warna baru ke dalam dunia fesyen, menjadikan pakaian lebih beragam dan menarik.
Pada era Victoria, penggunaan korset, sarung tangan, dan pakaian yang dibuat dari bahan-bahan yang sebelumnya eksklusif menjadi umum. Produksi massal memungkinkan semua lapisan masyarakat untuk mengikuti tren fesyen yang ada, mengurangi kesenjangan visual antara kaum pekerja dan aristokrat.
Selain era Victoria, Artikel ini akan mengulas tren - tren fesyen yang muncul dari tahun 1920, era setelah perang dunia pertama, Hingga tahun 2000, puncak dari globalisasi.
Tren Fesyen 1920-an: Flapper Era
Setelah Perang Dunia Pertama, tahun 1920-an melihat lahirnya Flapper Era, yang identik dengan pakaian glamor dan berani, potongan rambut pendek, serta riasan mencolok seperti lipstik merah dan mata gelap. Tren ini tidak hanya mencerminkan mode, tetapi juga simbol kebebasan dan perayaan bagi wanita yang mulai bekerja di industri selama perang dan memperoleh penghasilan sendiri. Film seperti The Great Gatsby (2013) memberikan gambaran jelas tentang tren fesyen era ini.
Tren Fesyen 1930-an: Keanggunan yang Sederhana
Editor : Luky Nur Efendi