Surabaya, Kompas.TV Jawa Timur - Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah, Hadir sebagai Narasumber dalam Event Menaker Talks ' Building Work Ethnics & Creative Mindset' yang berlangsung Di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Jumat (22/12/2023).
Dalam sambutannya, Menaker Ida Fauziyah menyebut jika tingkat pengangguran terbuka (TPT) saat ini banyak didominasi oleh lulusan SMA sejumlah 8,15%, SMK sebanyak 9,31%, dan Diploma 4,79% dan juga Sarjana sejumlah 5,18%. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding lulusan SMP dan SD.
Namun di sisi lain , Ida menyebut jumlah pengangguran Di Indonesia mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Dimana pada Agustus 2022 lalu ,pengangguran terbuka sebesar 5,8%, saat ini sebangak 5, 32%.
Ida menjelaskan, sebanyak 56 persen penduduk usia bekerja adalah mereka yang lulus di bangku SD dan SMP. Sedangkan pengangguran di Indonesia justru didominasi lulusan SMA sederajat dan perguruan tinggi.
"Ini tantangan besar. Mereka yang berpendidikan SMP dan SD kenapa banyak yang bekerja ? Karena mereka bekerja pada lapangan pekerjaan yang sesuai kompetensinya. Bahkan tidak perlu kompetensi, karena merasa pendidikannya SMP dan SD, maka mereka menerima segala macam pekerjaan," jelasnya.
Sebaliknya, para lulusan SMA, SMK, dan Diploma yang merasa dirinya berpendidikan tinggi, cenderung untuk memilih-milih pekerjaan. Kendati banyak lapangan pekerjaan, namun mereka tidak memiliki skill dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Oleh karena itu, penyiapan skill dan kompetensi dinilai menjadi hal sangat penting untuk dilakukan. Selain itu, juga diperlukan adanya pembangunan link and match.
"Akhirnya Bapak Presiden mengeluarkan Perpres 68 tahun 2022 berisi memerintahkan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi untuk melakukan revitalisasi," tuturnya.
Ida menilai jika terciptanya link and match tidak hanya tugas atau pekerjaan dari pemerintah pusat atau daerah saja, namun pihak swasta juga harus terlibat di dalamnya.
"Swasta yang tahu pasar kerjanya, berkolaborasi dengan pendidikan dan pelatihan vokasi agar menyiapkan skill dan kompetensinya. Kalau sudah seperti ini maka terjadilah link and match sehingga kita bisa terus menekan tingkat pengangguran terbuka," Jelasnya.
Tidak hanya itu Menaker juga menyebut bahwa permintaan pekerja migran Indonesia pasca pandemi covid 19 berlalu kini meningkat. Ia mencontohkan Negera Jepang yang membutuhkan lebih dari 100 ribu tenaga kerja di setiap tahunnya.
Editor : Wahyu Anggana