“Untuk mengembangkan basis NU dapat dimulai dari desa setempat. Contoh di Hokkaido, pada tahun 2020 warga kita sekitar 800-900 orang. Sekarang ini specified skilled worker nya atau tokuteigino sudah mencapai 1400. Begitu pula juga di Okinawa”, papar Heri.
Heri berharap, melalui peresmian pesantren ini, komunitas dibangun dan gotong royong dapat dikembangkan.
“Kalau ada tempatnya (pesantren), orang pasti datang," tutur Heri.
Peresmian Pesantren ini dirangkaikan dengan kegiatan Pendidikan Dasar Pendidikan Penggerak Kader Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) dan Pendidikan Menengah Kader Nahdllatul Ulama (PMKNU) yang diadakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang.
Menurut Achmad Gazali, Ketua PCINU Jepang, alasan peresmian pesantren ini dibarengkan dengan kegiatan pengkaderan agar para peserta pendidikan mendapatkan spirit adanya pesantren. Harapannya pesantren NU ini ke depan memiliki ruh kegiatan dari pengkaderan.
Kegiatan PD-PKPNU dan PMKNU tersebut mendatangkan sejumlah Kyai dari Indonesia untuk memberikan setidaknya 20 materi tentang Islam Ahlussunah Wal Jamaah Annahdliyah.
Ketua PBNU, KH Masyuri Malik, dalam sambutannya di Pesantren NU Koga, menyampaikan bahwa para jamaah harus dapat menjaga islam khususnya NU.
“NU itu tidak butuh kita, kita yang butuh NU, tentunya menjadi harapan kita semua nanti di akhirat kelak, kita bisa berkumpul dengan orang orang sholih, seperti Kyai Hasym Asari, pendiri NU”, tuturnya.
Editor : Wahyu Anggana