Banyuwangi, KompasTV Jawa Timur – Dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola destinasi wisata berbasis masyarakat serta mendorong praktik pariwisata berkelanjutan, pengelola Pantai 3 in 1 Malang menggelar kegiatan study tiru ke destinasi wisata Bangsring Underwater di Banyuwangi, pada 25–26 Mei 2025.
Dengan mengusung tema “Tata Kelola Destinasi Wisata Berbasis Masyarakat yang Berkelanjutan”, kegiatan ini memfokuskan pembelajaran pada beberapa aspek kunci: sistem tata kelola destinasi, manajemen wisata berbasis masyarakat, pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, serta strategi pengembangan jangka panjang sektor pariwisata.
Belajar dari Praktik Terbaik Bangsring Underwater
Ketua Pengelola Bangsring Underwater, H. Sukirno, S.Par, M.B.L., hadir sebagai pemateri utama dan membagikan kisah sukses pengembangan destinasi wisata berbasis masyarakat yang kini dikenal secara nasional.
“Bangsring Underwater bisa seperti sekarang karena komitmen bersama masyarakat. Kami bangun dari bawah, melibatkan nelayan, tokoh desa, dan pemuda. Kuncinya adalah transparansi, kesetaraan dalam pengelolaan, dan inovasi,” ujar H. Sukirno. “Kami senang bisa berbagi dengan rekan-rekan dari Malang, karena ini adalah bentuk kolaborasi untuk memajukan pariwisata Jawa Timur secara menyeluruh.”
Inspirasi Baru bagi Pantai 3 in 1 Malang
Ketua Pengelola Pantai 3 in 1 Malang, M. Zainul Afkar (Inung), menyampaikan apresiasinya atas wawasan dan pengalaman yang diperoleh selama kegiatan berlangsung.
“Kami mendapatkan banyak inspirasi dari Pantai Bangsring Underwater. Bagaimana masyarakat bisa menjadi aktor utama dalam pengelolaan wisata, itu luar biasa. Kami juga tertarik dengan konsep konservasi laut yang mereka terapkan,” ungkapnya. “Sepulang dari sini, kami akan mencoba mengadaptasi hal-hal positif tersebut ke Pantai 3 in 1, tentunya dengan pendekatan lokal yang sesuai.”
Momen Strategis Bangun Jejaring dan Kolaborasi
Selain sebagai agenda pembelajaran lapangan, kegiatan ini juga menjadi momentum penting memperkuat jejaring antar pengelola wisata, pemerintah, dan tenaga ahli pariwisata. Salah satu tenaga ahli yang turut mendampingi kegiatan ini, Dwi Juniarto, menekankan pentingnya ruang dialog dan kerja sama lintas sektor.
“Study tiru ini bukan hanya tentang belajar, tapi juga membangun koneksi. Pengelola wisata butuh ruang untuk bertukar pengalaman, dan pemerintah perlu melihat potensi nyata di lapangan,” kata Dwi. “Kolaborasi seperti ini penting agar pembangunan pariwisata tidak bersifat top-down saja, tapi juga bottom-up, dengan kekuatan masyarakat sebagai fondasinya.”
Menuju Destinasi Wisata Unggulan yang Berkelanjutan
Kegiatan study tiru ini diharapkan menjadi langkah awal dalam transformasi Pantai 3 in 1 Malang menuju destinasi unggulan yang dikelola secara partisipatif dan berkelanjutan. Dengan mengedepankan pelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat, Pantai 3 in 1 memiliki peluang besar untuk tumbuh sebagai model pengembangan wisata berbasis komunitas yang inspiratif di Jawa Timur.
Editor : Wahyu Anggana