Kompas TV surabaya raya kesehatan

Lentera dan LKNU Gelar Diskusi Penanganan Penyandang Skizofrenia

Jumat, 20 Mei 2022 | 14:42 WIB
lentera-dan-lknu-gelar-diskusi-penanganan-penyandang-skizofrenia
(Sumber: KompasTV Jawa Timur)

Sidoarjo, KompasTV Jawa Timur. - Sejumlah Civil Society Organization (CSO) Kabupaten Sidoarjo berdiskusi tentang penanganan masalah gangguan jiwa di aula PCNU Kabupaten Sidoarjo. Sejumlah CSO yang terlibat itu antara lain berasal dari unsur Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU), GP Ansor, Fatayat, Komunitas Peduli Kesehatan Mental (Kopisemel), Karang Taruna, Panti rehabililtasi (RASI), dan media. Tujuan utama dari diskusi ini adalah merumuskan isu strategis dan kontribusi masing-masing CSO, sebagai upaya membantu pemerintah dalam penanganan masalah gangguan jiwa di Kabupaten Sudoarjo.

Sebagaimana diamanatkan pada UU no 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat melaksanakan upaya kesehatan jiwa secara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.  Sebagai upaya advokasi, maka kegiatan yang digagas oleh Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara (YLKN) melalui projek Community Health Empowerment for Early-Detecting and Reintegrating of Schizophrenia (CHEERS),  di kabupaten Sidoarjo ini mengajak para CSO untuk bersama-sama memastikan bahwa tugas, tanggung jawab dan wewenang pemerintah daerah dilaksanakan secara berkesinambungan. Jika beberapa bagian belum mampu sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah daerah maka peran aktif CSO sangat dibutuhkan di sini.

Berdasarkan kajian awal yang dilaksanakan Yayasan Lentera (2021), berbagai permasalahan yang berhasil diidentifikasi dari upaya prefentif, promotive, kuratif dan rehabilitatif antara lain: masih minimnya upaya sosialisasi terkait Orang Dengan Skizofrenia (ODS), masih sedikitnya para relawan yang terlibat, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa, belum seragamnya pelayanana kesehatan dengan fasilitas BPJS, masih sedikitnya anggaran untuk mendukung penanganan ODS, masih tingginya kasus ODS, dan penanganan bebas pasung yang masih perlu ditingkatkan.

Elok Sifak Munadiroh, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Sidoarjo menyatakan, ”sebagai salah satu banom NU, kami siap berkontribusi dalam penanganan masalah gangguan jiwa di Kabupaten Sidoarjo pada upaya promotif dengan melakukan sosialisasi dan peningkatan pengetahuan tentang skizofrenia. Kami memiliki banyak relawan di lapangan. Namun demikian, kami masih perlu bekal pengetahuan yang memadai tentang kesehatan jiwa/ skizofrenia, sebelum terjun ke lapangan.”

“Intinya, diskusi ini dilandasi semangat para CSO untuk berkontribusi terhadap hal-hal yang masih belum mampu dilaksanakan oleh pemerintah dalam penanganan masalah gangguan jiwa, dan akan bekerja dalam bingkai program yang telah digariskan oleh pemerintah,” kata  Hartono, staf advokasi YLKN.

Projek CHEERS ini bekerja melalui tiga tujuan utama, yaitu 1). membangun lingkungan yang mendukung, 2). meningkatkan sistem kesehatan komunitas, dan 3). meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ODS untuk menyatukan kembali ODS ke komunitas di lingkungannya.

Sejak 2020 awal projek CHEERS telah bekerja di tiga Kecamatan, yaitu Krian, Wonoayu dan Tarik. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan, antara lain 1). pelatihan kader kesehatan jiwa,  2). pendampingan kader kesehatan jiwa kepada ODS, keluarga ODS, 3). edukasi kepada masyarakat, dan 4). orientasi tokoh agama.

Hingga saat ini program CHEERS telah melatih 263 kader kesehatan jiwa. Kader kesehatan jiwa ini memiliki peran khusus, yaitu 1). meningkatkan kesadaran masyarakat dan keluarga ODS dengan memberikan informasi dalam kegiatan kemasyarakatan dan atau keagamaan seperti; posyandu, arisan, majlis taklim, 2). deteksi dini terhadap orang-orang berisiko dengan melakukan kegiatan skrining, dan 3). memberikan dukungan kepada ODS melalui keluarga dan atau caregiver untuk memastikan kepatuhan pengobatan ODS mencapai 70%. Pada kegiatan orientasi tokoh agama, tercatat melibatkan 26 tokoh agama dan 106 kader kesehatan jiwa di Kab Sidoarjo.

Editor : Luky Nur Efendi




BERITA LAINNYA


Close Ads x