Memaknai Isra Mi raj dalam Perjalanan Hidup Kita

Agama | Minggu, 27 Februari 2022 | 11:06 WIB
Penulis: Taufiqurohman, M.H. Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Surabaya, KompasTV Jawa Timur - Meminjam istilah Prof. M. Quraish Shihab, Isra’ diartikan sebagai perjalanan malam, sedangkan Mi’raj adalah alat untuk naik. Isra Mi’raj didefinisikan sebagai dua perjalanan Nabi Muhammad SAW yang terjadi dalam satu malam.

Isra Mi’raj digambarkan sebagai perjalanan fisik dan spiritual (rohani) yang bersumber dari kitab suci umat Islam al-Quran surat al-Isra dan Hadis Nabi Muhammad SAW.

John Renerd dalam buku In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience, menyebut sebagai perjalanan heroik menuju kesempurnaan dunia spiritual yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Berbagai macam penafsiran telah dilakukan oleh ulama, dan berbagai  penjelasan  ilmiah  scientific  telah  diupayakan  agar  dapat  memecahkan  teka-teki  dibalik  peristiwa  isra’  mi’raj  ini.

Terdapat tiga pendapat mengenai Isra' dan Mi'raj:

Pertama, Nabi melakukan Isra' dan Mi'raj bersama Jubril secara ruh dan jasad dengan kecepatan cahaya. Ibnu Ishaq meriwayatkan dari al-Hasan.

Kedua, Nabi melakukan Isra' dan Mi'raj dengan ruhnya saja, tidak dengan jasadnya. Ini adalah hadis riwayat Aisyah RA.

Ketiga, Nabi Isra' dan Mi'raj tidak dengan ruh, tidak pula dengan jasad, tetapi nabi melakukannya dalam mimpi. Ini riwayat Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Mu'awiyah adalah sekretaris Nabi dalam penulisan al-Quran. Menurut Ibnu Ishaq, riwayat yang ketiga ini tidak bertentangan dengan riwayat pertama dan kedua, sebab mimpi seorang Nabi adalah benar, seperti mimpi Nabi Ibrahim.

1
2
3

TERBARU