KompasTV Jawa Timur - Hari ini tuntas sudah pemulangan seluruh rombongan jamaah haji. Mereka telah kembali ke tanah air. Sekalipun demikian, masih tersisa beberapa orang dalam perawatan di beberapa rumah sakit. Mereka tetap di bawah pantauan para petugas haji yang tak kenal lelah melayani para tamu Allah ini.
Saya sangat beruntung diberi kesempatan untuk bisa mendedikasikan diri melayani para tamu Allah sesuai kapasitas yang saya miliki. Dunia media adalah dunia saya. Di sinilah wilayah pengabdian dan dedikasi saya.
Lima tahun sebelumnya saya telah berhaji, tepatnya 2017. Saat itu saya ambil program Honeymoon yang sangat minim berinteraksi dengan jamah lain kecuali saat Arafah dan Mina. Kemana pun saya pergi, saya disiapkan mobil pribadi, di mana di dalamnya hanya ada saya, istri, dan sopir. Sesekali saya menyempatkan diri berkunjung ke para sahabat yang juga berhaji dengan menggunakan jalur reguler sehinga cukup tahu bagaimana fasilitas yang diterima saat itu.
Ada sesuatu yang saya tidak tahu terkait dengan fasilitas saat wukuf di Arafah. Yang saya tahu, para jamaah reguler sekarang disediakan tenda full AC dengan fasilitas satu kasur per seorang jamaah dan tidak berhimpitan. Ini membuat saya kepo, apakah yang diterima para jamaah haji reguler di tahun 2017 juga sama dengan fasilitas saat ini. Saya kirim foto kondisi di Arafah sekarang kepada saudara yang menjadi jamaah regular saat itu. Dia bertanya, “Ini tenda haji plus ya? Kok ada kasurnya?” dan bla bla bla…. Intinya, sama sekali berbeda. Sebelumnya, tidak ada kasur dan tidur berhimpitan seperti jemuran ikan.
Ketika saya menjalankan tugas untuk bertemu dengan para jamaah ada beberapa yang sudah berhaji dan juga ada yang sudah “belanja informasi” tentang haji kepada orang orang yang sudah berhaji. Hampir semua menyatakan kegembiraan dan bersyukur karena mendapatkan fasilitas yang jauh lebih baik. Mereka kaget karena informasi yang mereka peroleh, kalau hanji harus nginap di hotel dengan kualitas kos kosan, bawa alat masak sendirI, tidak mendapat sarapan, serta berbagai informasi negative lainnya .
Saya memang tidak melakukan riset yang mendalam terhadap pelayanan dan kinerja para petugas dan bagaimana tingkat kepuasan para jamaahnya. Akan tetapi, jiwa jurnalis saya seakan tidak membiarkan berdiam diri untuk mendapatkan info apa adanya dari para jamaah. Saya beberapa kali bertemu dengan para jamaah dengan tanpa atribut petugas sama sekali. Saya Tanya apa yang mereka rasakan selama menjalankan prosesi sakral ini.
Dari belasan jamaah yg saya temui, hampir semua menampakkan ekspresi kepuasan yang tak dibuat-buat tentang pelayanan yang mereka terima. Mereka merasa at home saat di masjidil haram karena banyak para petugas yang tersebar di berbagai titik; merasa bangga dan percaya diri sebagai bangsa yang besar ketika melihat hampir separuh dari total luasan terminal bus hanya dikhususkan untuk jamaah Indonesia; serta puas dengan fasilitas hotel yang jauh di atas ekspektasi mereka sebelumnya.
Editor : Luky Nur Efendi