Surabaya, Kompas.TV Jawa Timur - Banyak yang menarik terkait pernak-pernik perpolitikan di Indonesia, mulai dari hal-hal yang sederhana sampai yang serius. Ibarat sebuah jalan, politik termasuk kategori “Jalan Raya” karena lalu lintasnya ramai dan padat apalagi selama tahun politik 2023-2024 karena siapapun melewati jalan raya tersebut. Politik termasuk jalur yang memiliki daya magnit bagi siapapun, mulai dari rakyat biasa sampai presiden. Berbicara tentang politik tidak hanya dilakukan di kantor partai, hotel, televisi, media sosial, dan tempat-tempat mentereng lainnya, akan tetapi juga di warung kopi mulai dari desa sampai kota. Fakta ini menunjukkan bahwa politik itu milik semua, bukan hanya milik kelompok tertentu, bukan hanya milik partai politik, pimpinan partai, calon kepala desa, calon bupati/walikota, calon legislatif, calon gubernur, calon menteri, calon wakil presiden, dan calon presiden.
Politik juga kategori zona umum yang khusus. Dikatakan zona umum karena yang terlibat di dalamnya mulai dari rakyat biasa sampai presiden sesuai kapasitas masing-masing. Rakyat biasanya mendengarkan, melihat, mengamati, kadang ikut bincang-bincang santai di warung kopi, pasar, terminal, dan lain sebagainya. Sementara para politisi selain melihat, mengamati, juga ikut menjadi pemain atau pelaku, sehingga mereka memiliki kesempatan dan peluang untuk maju sebagai calon legislatif dan atau eksekutif. Politik dikatakan “khusus” karena menjadi idola perbincangan setiap saat dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, dan tahun dengan dinamika yang cepat dan mengejutkan, sehingga seakan-akan dalam keseharian politik mendapat tempat khusus untuk diperbincangkan mulai dari warung kopi di desa sampai di Istana.
Dinamika perpolitikan juga sangat cepat dan mengejutkan, silahkan lihat proses dalam pencalonan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden dari partai koalisi pengusung penuh kejutan demi kejutan yang menghentakkan jagad perpolitikan di Indonesia, dan menjadi suguhan menarik bagi siapapun, khususnya bagi para pengamat politik baik dari dalam maupun luar negeri, para pengamat juga mendapat tempat khusus karena diundang oleh berbagai pihak untuk diminta analisis dan pendapatnya, lembaga survei juga tumbuh subur dan hasil survei yang dirilis juga memberikan informasi penting bagi masyarakat, terlepas dari penilaian sebagian masyarakat terkait objektivitas lembaga survei tertentu, ekonomi masyarakat juga tumbuh dengan gaerah karena mendapat pesanan baliho, spanduk, dan lain-lain. Inilah bagian dari pernak-pernik perpolitikan di Indonesia, yang ikut meramaikan pesta demokrasi lima tahunan.
Politik selain ibarat “Jalan Raya” yang ramai dan padat lalu lintas, juga seperti Pasar, karena ramai dikunjungi orang. Politik memberikan suguhan menarik seperti isi Pasar, pernak-pernik politik dimulai dari pasang baliho di mana-mana, pencalonan, kampanye, pemilihan, penghitungan suara, sampai penetapan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), belum lagi kalau ada temuan kasus kecurangan, dan lain-lain, urusannya lebih panjang dan serius lagi sampai pada Mahkamah Konstitusi, seperti itulah wajah perpolitikan yang penuh liku-liku panjang. Menurut saya orang yang terjun ke politik praktis wajib memiliki sikap sabar tingkat tinggi, tanpa sikap sabar, dipastikan orang bisa stress, frustasi, dan jatuh sakit. Tidak dapat diabaikan dampak dari proses perpolitikan yang dijalani, orang bisa jatuh sakit dan terpuruk, sehingga wajar kalau disiapkan klinik pendampingan mental, rumah sakit yang disiapkan untuk para aktor politik yang belum ditakdirkan jadi anggota legislatif atau eksekutif. Untuk mengantisipasi dampak-dampak buruk itulah, sebenarnya ada modal spiritual kelas tinggi yang perlu dimiliki oleh siapapun yang terjun ke dunia perpolitikan pada skala lokal maupun nasional, juga politik pada scope di manapun, mulai politik di desa, kampus, organisasi, partai, dan di mana saja, yaitu sabar dan tawakkal kepada Dzat yang mengijinkan dan mentakdirkan kekuasaan diberikan kepada siapa yang dikendekaki dan mencabut/tidak memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki sebagaimana firman-Nya dalam kitab suci “Qulillaahumma maalikal-mulki tu`til-mulka man tasyaa'u wa tanzi'ul-mulka mim man tasyaa'u wa tu'izzu man tasyaa'u wa tużillu man tasyaa', biyadikal-khaiir, innaka 'alaa kulli syai`ing qadiir”(QS. Ali 'Imran:26). Bagi siapapun yang kelak ditakdirkan menjadi pemimpin, khususnya presiden dan wakil presiden penting sekali memiliki sifat-sifat profetik, yaitu shiddiq (jujur), amanah (dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh (berani menyampaikan kebenaran).
Editor : Muhammad Bisri Affandi