Secara keumatan genealogi sosial kiai kampung adalah kiai-kiai pesantren. Di antara kiai kampung adalah alumni atau pernah berguru atau mengaji kepada kiai pesantren, sehingga kalau melihat para calon pemimpin sowan atau silaturrahim kepada kiai pesantren, para kiai kampung juga ikut merasa gembira. Rasa gembira inilah yang menjadi pertimbangan penting pilihan politik para kiai kampung untuk memberikan dukungan politik kepada calon pemimpin karena dianggap dekat dengan ulama atau kiai, dan secara otomatis rasa kegembiraan tersebut disampaikan kepada umat atau para jamaah, tanpa dipaksa umat juga akan mengikuti pilihan politik kiai, dengan sebuah ungkapan populer "Sami'naa wa Atho'naa" yang artinya kami mendengar nasihat dan kami patuh pada kiai. Ini adalah modal sosial penting bagi siapapun yang ikut kontestasi dalam perpolitikan. Kelima, para kiai kampung umumnya tidak menyukai dengan hiruk-pikuk kampanye yang berlebihan, baik performance yang ditunjukkan oleh pasangan calon, tim sukses, maupun oleh massa kampanye. Maka bagi pasangan calon siapapun yang dapat mengenali ke mana kecenderungan arah dukungan politik kiai kampung, penting sekali memahami indikator-indikator tersebut, tentu tidak sekedar untuk kepentingan pragmatis pemilu saja akan tetapi secara natural calon adalah memang orang layak menjadi figur pemimpin yang baik.
Wallahu A’lam Bisshawab.
Editor : Muhammad Bisri Affandi