Surabaya, Kompas.TV Jawa Timur - Untuk kali pertama, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar Pameran Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen dan Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Tahun 2023 yang berlangsung di Gedung Graha Wiyata lantai satu Untag Surabaya pada Rabu (20/12).
Dari 20 Program Studi (Prodi) Sarjana (S1) dan Diploma (D3) di Untag Surabaya, telah dihasilkan sejumlah 200 produk dan luaran yang diwujudkan dalam bentuk 91 Poster, 21 Produk berupa alat atau prototipe, 43 Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi, 5 Alat peraga edukasi, 10 Film, 26 Video, 3 Aplikasi dan 1 Modul.
Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA dalam sambutannya merasa bangga kepada seluruh mahasiswa dan dosen Untag Surabaya yang turut berkontribusi dalam memeriahkan ajang pameran ini. “Saya mengapresiasi Mahasiswa, Dosen dan LPPM Untag Surabaya karena telah mengadakan pameran ini, semoga titik awal ini menjadi kebangkitan Untag Surabaya agar dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Dalam pemaparan hasil laporan kegiatan, Ketua LPPM Untag Surabaya – Aris Heri Andriawan, ST., MT menambahkan bahwa kegiatan ini berharap bahwa di tahun depan, LPPM Untag Surabaya bisa menghadirkan pihak dari perusahaan agar dapat meningkatkan peluang kemitraan. ”Dengan berbagai produk dan teknologi tepat guna berkualitas yang dihasilkan oleh mahasiswa dan dosen, kami berharap di tahun yang akan datang LPPM dapat menghadirkan sejumlah pihak dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) agar dapat mempertemukan Business Matching antara Untag Surabaya dan Perusahaan luar,” ungkap Aris.
Kuliah Kerja Nyata atau KKN menjadi salah satu bagian dari kegiatan pengabdian, dan sebagai salah satu ketua kelompok KKN Reguler periode semester ganjil tahun 2023, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Ferdy El Saputra Firdausy menjelaskan mengenai luaran dan kegiatan yang dihasilkan di Desa Kesimantengah, Pacet, Mojokerto yang juga merupakan penghasil komoditas jagung. “Pada saat kita survei di Desa Kesimantengah, kami menemukan banyak limbah hasil produksi jagung yang terbengkalai dan tidak dimanfaatkan. Karena hal itu, kami mengolah limbah tersebut menjadi berbagai produk inovatif seperti pudding, popcorn, marling jagung, dan yang dari bonggol jagung kita manfaatkan menjadi bricket atau arang yang bisa digunakan oleh pelaku usaha di sekitar desa,” ucap mahasiswa semester lima.
Editor : Wahyu Anggana