Surabaya, Kompas.TV jawa Timur - Program Studi (Prodi) Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, terus berinovasi mengembangkan model pembelajaran dengan memaksimalkan peran serta praktikum mahasiswa baik di dalam maupun luar kampus.
Kepala Lab Pemukiman, Perancangan Kota dan Lanskap Untag Surabaya Dr. Ir. R.A. Retno Hastijanti, MT menjelaskan bahwa mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam masyarakat. Praktikum tidak hanya terbatas pada laboratorium dalam ruangan (indoor) tetapi juga melibatkan laboratorium di luar ruangan (outdoor). Outdoor class atau yang dikenal sebagai Moving Studio menjadi kegiatan praktik yang melibatkan mahasiswa langsung berinteraksi dengan masyarakat di luar lingkungan kampus.
“Saat ini terdapat tujuh kampung, seperti Kampung Maspati, Peneleh, Candi Rejo Genteng, Ketandan, Tambak Sumur, Jambangan, dan Simoketawang, menjadi outdoor lab untuk kegiatan lapangan seperti simulasi untuk FGD, pemetaan kampung, dan stakeholder mapping,” tukasnya
Hasti, sapaan akrabnya, menekankan bahwa kerjasama dengan kampung-kampung tersebut mencerminkan pendekatan Outcome-Based Education (OBE) dengan pemberdayaan masyarakat.
“Mahasiswa diajak berhadapan dengan kasus di masyarakat dan mencari solusi yang dapat diterapkan. Ini menegaskan bahwa produk arsitektur harus dapat diterima oleh masyarakat, dan hal ini diuji melalui konfirmasi dengan lab di luar kampus yang melibatkan aspek sosial,” kata Hasti.
Di sisi lain, fasilitas laboratorium Program Studi (Prodi) Arsitektur Untag Surabaya berperan krusial dalam mendukung pembelajaran mahasiswa dan mengintegrasikan pengetahuan mereka dengan kebutuhan masyarakat.
Penting untuk menegaskan bahwa produk arsitektur harus dapat diterima oleh masyarakat dan hal ini diuji melalui konfirmasi dengan laboratorium di luar kampus yang melibatkan aspek sosial.
Program Studi Arsitektur memiliki empat jenis laboratorium, yaitu Lab Pemukiman, Perancangan Kota dan Lanskap, Lab Sains, Struktur, dan Budaya Arsitektur, Lab Arsitektur Digital, serta Lab Perancangan Akhir.
Dr. Ir. Ibrahim Tohar, MT., Kepala Laboratorium (KaLab) Sains, Struktur, dan Budaya Arsitektur (SSB), menjelaskan bahwa terdapat tiga kegiatan utama dalam praktik Lab. SSB.
“Terdapat tiga kegiatan utama dalam Lab. SSB. Pertama, melibatkan struktur konstruksi bangunan, mencakup konstruksi dasar, struktur bentang lebar, dan struktur bangunan tinggi. Kedua, melibatkan pendekatan budaya atau arsitektur tradisional. Dan ketiga, fokus pada building science,”.Jelasnya.
Sejalan dengan konsep Tri Darma Perguruan Tinggi, Teknik Arsitek Untag Surabaya terus berupaya menjalin kerja sama dengan pihak eksternal, untuk memastikan kelangsungan program ini dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi pengembangan ilmu arsitektur di masa depan.
Editor : Wahyu Anggana