“Bila produktivitas bisa 8 ton per hektare, sekarang gula Rp 15.000, uangnya sudah Rp 120 juta, kesimpulannya petani mendapat Rp 47 juta per hektare kalau lahan sendiri bisa mencapai Rp 60 juta,” terangnya.
“Bila produksi tebu 8 ton per hektare dengan asumsi luas lahan tebu 500 ribu hektare, secara nasional bisa menghasilkan minimal 4 juta ton gula. Artinya untuk mencapai swasembada gula konsumsi itu bukan target yang berlebihan,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi mengatakan, penguatan ekosistem tebu rakyat ini menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi pada 2028 mendatang.
“Dengan berbagai upaya yang dilakukan, SGN optimistis dapat mencapai target swasembada gula pada tahun 2028. Dengan meningkatkan produktivitas petani dan memperkuat kemitraan antara perusahaan dan petani, target tersebut diyakini dapat tercapai,” pungkasnya.
Editor : Wahyu Anggana