Surabaya, Kompas.TV Jawa Timur - Dunia fashion adalah ruang tanpa batas. Tren terus berganti seiring perkembangan zaman, namun kecintaan terhadap wastra nusantara terus abadi. Kolaborasi antara tren dan warisan budaya itu menciptakan peluang bagi para desainer muda Indonesia untuk terus berinovasi.
Salah satu nama yang bersinar dalam dunia mode adalah Barbie Awliya, desainer muda asal Surabaya. Tidak hanya piawai mengolah kain tradisional seperti kebaya dan batik, ia juga berhasil membawa nama Indonesia ke panggung mode internasional melalui brand LD.
Sejak usia dini, Barbie sudah menunjukkan kecintaannya pada seni dan fashion. Bakat alaminya mulai terlihat sejak masa sekolah dasar. Ketika itu, dia kerap kali mendapat nilai memuaskan untuk mata pelajaran seni.
Beranjak remaja tepatnya pada usia 12 tahun ia mengikuti kursus fashion pertamanya demi mempelajari dasar-dasar desain. Tiga tahun berselang, Barbie berhasil membuktikan kemampuannya dengan menggelar fashion show tunggal pertama. Menampilkan koleksi batik ready to wear yang memadukan gaya tradisional dan modern.
“Saya memang sudah menyukai batik sejak kecil. Selain karena terpengaruh mama, saya jua kagum dengan proses pembuatannya yang sarat makna. Saya sering berkunjung ke tempat-tempat produksi batik untuk melihat langsung proses mencanting dan mengeksplorasi pola-pola baru,” ungkap Barbie.
Lulus dari bangku SMA, Barbie mengambil keputusan berat untuk meninggalkan Indonesia. Ia memaksa diri untuk terpisah jauh dari sang ibu, hidup sendiri, dan mulai mandiri. Istituto Marangoni Paris yang merupakan salah satu sekolah mode terbaik di dunia jadi pilihannya untuk melanjutkan pendidikan. Langkah itu membuka pintu bagi mimpinya untuk membawa warisan budaya Indonesia ke pasar global.
Menghabiskan masa remaja di Paris tentu tidak mudah. Barbie mengaku sempat mengalami culture shock, terutama dalam menghadapi masyarakat Paris yang lebih individualistis dan kompetitif dibandingkan Indonesia. Namun, ia melihat tantangan itu sebagai pelajaran yang membentuk dirinya menjadi pribadi mandiri dan lebih kuat.
Editor : Wahyu Anggana