Surabaya, Kompas TV Jawa Timur - Kompetensi jurnalis terus diasah menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi terkini.
Seperti dilakukan SKK Migas Wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) memberikan support Penyelenggaraan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan 44 yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesai (PWI) Provinsi Jawa Timur 28 – 29 September 2022.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi saat membuka kegiatan UKW Angkatan 44 di Balai Wartawan, menegaskan kembali komitmen untuk terus mendukung kegiatan yang diorientasikan bagi peningkatan kompetensi wartawan.
“Kami tentu sangat membutuhkan wartawan yang kompeten agar nantinya bisa memberikan informasi yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Nurwahidi.
Dijelaslan, di tengah maraknya media sosial dengan berbagai informasi, baik yang valid dan terkonfirmasi maupun hoaks telah membuat publik bingung untuk memilih informasi yang harus dipercaya.
Dalam situasi sepeti itu, maka dibutuhkan informasi yang bisa dipertcaya. Salah satunya adalah berita yang dihasilkan oleh wartawan komptenen.
“Kami menyakini ketika semua wartawan kompeten, maka kami juga tenang karena memberikan informasi kepada watawan yang kompeten. Tentu mereka juga akan memberitakannya secara benar dan bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya lagi.
Secara khusus, Nurwahidi menambahkan dalam setahun ini, SKK Migas Jabanusa telah menyetujui memberikan dukungan kepada PWI dalam menggelar kegiatan peningkatan kompetensi wartawan.
Kegiatan itu berupa 2 kali penyelenggaran UKW, yakni UKW Angkatan 44 pada tanggal 28 – 29 September 2022 dan UKW yang akan diselenggarakan 12-13 November 2022 mendatang dan satu kegiatan penyelenggaraan FGD.
Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim mengapresiasi apa yang dilakukan SKK Migas yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kompetensi wartawan.
Menurut Lutfil, peningkatan kompetensi masyarakat termasuk wartawan memang harus menjadi perhatian bersama. Karena, kerja kerja yang dihasilkan wartawan juga akan berimbas kepada publik.
“Kompetensi wartawan akan sangat menentukan kualitas informasi yang beredar di tengah masyarakat. Semakin kompeten wartawannya maka akan meningkat pula asupan informasi yang dinikmati publik,” jelas Lutfil.
Secara khusus Lutfil juga mengingatkan, uji kompetensi wartawan memang masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yaitu belum bisa menguji wilayak etik dan moral wartawan.
“UKW memang sulit untuk mengukur kualitas moral dan etik peserta, tetapi setidaknya apa yang diujikan dalam UKW saat ini bisa meminimalisir kemungkinan terjadi penyalahgunaan profesi wartawan,” pungkas Lutfil.
Ketua Komisi Pendidikan PWI Pusat Hendro Basuki sekaligus sebagai koodinator penguji UKW angkatan 44 kemarin menilai dari 30 peserta yang terbagai dalam lima kelas yakni 1 kelas utama, 1 kelas madya dan 3 kelas muda sudah kompeten.
Editor : Luky Nur Efendi