"Daya tarik keuntungan inilah yang membuat petani sayur dilirik kelompok milenial," tandasnya.
Desa di bantaran sungai Lamong ini, lanjutnya dikenal sebagai penghasil sayur. Hampir 70 persen warganya bekerja menjadi petani sayur di antaranya menanam bayam, kangkung, dan sawi.
“Semula hanya para orang tua saja yang bertani. Namun, sejak 5 tahun terakhir, mulai bergeser dan banyak diminati kelompok milenial. Alasanya, keuntungan bertani sayur yang jauh lebih menjanjikan” terangnya.
Desa Kalipadang, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, merupakan desa penghasil sayur terbesar di Gresik. Produk sayurnya, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Gresik, tetapi juga warga Surabaya, Lamongan dan Sidoarjo.
Meski menjadi langganan banjir, tetapi warga di desa ini tidak pernah menyerah. Mereka, membuat waduk penampung air di sekitar kebun. Waduk ini menjadi sumber satu-satunya sumber irigasi petani sayur di musim kemarau.
“Waduk tadah hujan ini, tidak hanya menampung air, tetapi juga menjadi roda perekonimian warga di musim kemarau,” Ungkap Agung.
Sementara itu, Kepala desa Kalipadang, Candra Prasetya Suwandi, mengatakan kelompok petani milenial juga memanfaatkan perangkat teknologi modern di antaranya menggunakan penyiram tanaman otomatis (Sprinkle). Penyemprot tanaman otomatis ini bisa berputar 360 derajat untuk menyirami tanaman.
“Dengan begitu, petani bisa bekerja lebih efektif dan hasilnya jauh lebih maksimal,” ujar Kades yang akrab disapa Candra.
Editor : Luky Nur Efendi