Dikatakaya, kelompok petani milenial di desa ini juga berhasil membuat pupuk organik dengan memanfaatkan tanaman lamtoro gong di sekitar kebun. Pupuk inovasi warga ini ramah lingkungan, efektif menyuburkan tanah dan membuat produk sayur yang dihasilkan lebh sehat.
“Karena itu, produk sayurnyalangsung habis terjual di kebun. Petani gak kesulitan memasarkan hasil panennya,” terangnya.
Kades Candra, menambahkan selama ini, petani hanya mengandalkan waduk tadah hujan. Akibatnya, saat memasuki musim kemarau mengalami kekeringan dan petani kesulitan air irigasi. “Kami berharap dukungan Pemkab Gresik membantu menyediakan sumur bor, “ harapnya.
Ketersediaan sumur bor,lanjutnya, sangat dibutuhkan untuk keperluan irigasi di musim kemarau. Pasalnya, produktivitas petani terhenti di musim kemarau. “Dengan sumur bor, maka petani akan dapat terus bekerja,“ urainya.
Lebih jauh, Candra mengungkapkan, ke depan akan menjadi kebun sayur di desanya menjadi wahana wisata edukasi Agro Sayur. Destinasi wisata ini, menyediakan lahan bagi wisatawan, terutama anak anak beajar menanam, merawat hingga memanen sayur.
“Mohon doanya. Tekad kami menyediakan destinasi wisata Agro Petrik Sayur secepatnya terwujud,” pungkasnya.
Editor : Luky Nur Efendi