KPID Jatim Warning Lembaga Penyiaran Tak Penuhi Kuota Siaran Lokal

Jawa timur | Kamis, 28 Maret 2024 | 18:38 WIB
KPID Jatim Saat Evaluasi Program Siaran Lokal bagi Lembaga Penyiaran Berjaringan Melalui Daring (Sumber: Dok. Istimewa)

Surabaya, KompasTV Jawa Timur- Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur menyelenggarakan evaluasi program siaran lokal bagi lembaga penyiaran berjaringan, Kamis (28/3). 

Evaluasi ini merupakan tindak lanjut atas hasil pantauan Tim Monitoring KPID Jawa Timur dan juga temuan di aplikasi Sistem Siaran Jaringan (SSJ) terkait pelanggaran Lembaga Penyiaran Swasta Sistem Siaran Jaringan (LPS SSJ). 

“Melalui kegiatan evaluasi hari ini, mari kita bersama-sama berdiskusi sampai pada titik kendala apa saja yang dihadapi oleh lembaga penyiaran berjaringan dan bagaimana solusi untuk mengatasi kendala,” kata Ketua KPID Jawa Timur Immanuel Yosua Tjiptosoewarno saat memberikan sambutan melalui Zoom Meetings.

Yosua menyampaikan kegiatan Evaluasi Program Siaran Lokal ini menjadi bentuk pertanggungjawaban KPID Jawa Timur untuk memastikan ketaatan regulasi. Ia mengatakan, KPID Jawa Timur adalah mitra bagi lembaga penyiaran sehingga lembaga penyiaran dapat lebih terbuka terkait keadaan yang sedang dihadapi. 

Belasan lembaga penyiaran berjaringan hadir dalam evaluasi program siaran lokal. Lembaga penyiaran televisi berjaringan se-Jawa Timur yang hadir antara lain Kompas TV Jatim, Metro TV Jatim, TV One Jatim, ANTV Jatim, SCTV Jatim, Indosiar Jatim, Moji, Mentari, MNC Jatim, iNews Jatim, RCTI Jatim, GTV Jatim, Trans TV Jatim, Trans7 Jatim, CNN Jatim, RTV Jatim, Net Jatim, Garuda TV Jatim, dan Jawa Pos TV Jatim. 

KPID Jawa Timur memberikan kesempatan bagi lembaga penyiaran televisi berjaringan di Jawa Timur untuk memaparkan berkaitan dengan pola siar program siaran lokal, proses produksi program siaran lokal, jenis program siaran lokal, dan pelibatan sumber daya manusia lokal. Hal ini bertujuan memetakan permasalahan yang dialami dan mencari solusinya.

Menanggapi paparan mereka, Koordinator Bidang Isi Siaran KPID Jatim Sundari menyampaikan, berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) Pasal 46 dan Standar Program Siaran (SPS) Pasal 68 disebutkan lembaga penyiaran televisi berjaringan wajib menyiarkan program siaran lokal minimal 10 persen atau minimal 2 jam 24 menit untuk televisi jika bersiaran secara 24 jam. 

Adapun penayangan program siaran lokal wajib ditayangkan dalam rentang waktu pukul 05.00 WIB – 22.00 WIB. LPS SSJ juga wajib menayangkan di jam prime time sebanyak 30 persen dari total kewajiban jam program siaran lokal. Prime time adalah waktu siaran dengan jumlah pemirsa terbanyak disbanding rentang waktu yang lain.

“Kami menemukan banyak lembaga penyiaran yang belum memenuhi kuota konten lokal. Adapun beberapa menayangkan konten lokal di jam hantu alias jam dini hari yang jarang ditonton orang. Hal ini perlu menjadi catatan bersama. Selain itu, pelibatan sumber daya lokal dalam memproduksi konten lokal juga perlu diperhatikan,” kritik Sundari

Koordinator Bidang Kelembagaan Royin Fauziana mengatakan prime time di bulan Ramadan bergeser di jam buka dan sahur. Namun, ia melihat LPS SSJ menggeser program siaran lokal yang semula jam 2.00-4.00 pagi ke jam yang sepi penonton. Royin mengatakan pergeseran waktu tayang ini tidak strategis untuk menjangkau pemirsa Jawa Timur.

“Program siaran lokal yang ditayangkan di jam hantu hanya dapat menjangkau sedikit penonton karena hanya sedikit orang yang menonton televisi. Lembaga penyiaran berjaringan juga harus bisa menciptakan konten lokal yang lebih bervariasi sehingga dapat menarik minta banyak penonton,” kata Royin.

Koordinator Bidang Pengelolaan Kebijakan dan Sistem Penyiaran (PKSP) KPID Jawa Timur Ahmad Afif Amrullah menerangkan jumlah program siaran lokal yang ditayangkan oleh lembaga penyiaran televisi berjaringan dapat diakses melalui aplikasi SSJ. Afif mengatakan belum semua lembaga penyiaran televisi berjaringan yang terdaftar di aplikasi SSJ.

“Masih ada 8 lembaga penyiaran televisi berjaringan di Jatim yang belum melakukan input data di aplikasi SSJ, silakan berkoordinasi dengan KPI pusat secara langsung,” pinta Afif.

Wakil Ketua KPID Jawa Timur Dian Ika Riani menambahkan pengawasan yang dilakukan oleh Tim Monitoring KPID Jawa Timur dibantu oleh peserta magang. Peserta magang merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur. Ia mengatakan banyak data yang di-input oleh lembaga penyiaran berjaringan di aplikasi SSJ ternyata tak sama dengan temuan Tim Monitoring KPID Jatim.

“Ternyata program siaran lokal yang ditayangkan tak sebanyak data yang rekan lembaga penyiaran input ke aplikasi,” urai Dian Ika.

Komisioner Bidang Pengawasan dan Penindakan Isi Siaran KPID Jawa Timur Romel Masykuri berharap lembaga penyiaran harus memiiki semangat keberpihakan dalam pemenuhan kuota program siaran lokal.

“Perlu diperhatikan pembuatan konten lokal tidak hanya untuk kebutuhan regulasi tetapi perlu adanya semangat mengangkat potensi lokal dan tenaga kerja penyiaran di Jawa Timur,” pungkasnya.


TERBARU