Ponorogo, Kompas.TV Jawa Timur – Setiap Lebaran tiba selalu menjadi ajang halal bihalal semua kelompok masyarakat untuk merajut tali silaturahmi diantara sesama, sahabat, kerabat, tak terkecuali teman sekolah.
Dari forum halal bihalal itu biasanya tercetus ide atau gagasan merancang kegiatan untuk melakukan agenda lanjutan pada Lebaran mendatang.
Seperti dilakukan alumni SMA Negeri Slahung, Ponorogo lulusan pertama Tahun 1986. Setelah 5 kali lebaran tidak menggelar halal bihalal akibat pandemi covid-19, tahun ini mereka mengumpulkan sebagian alumni, pada Idul Fitri 1445 H ini.
Salah satu ide yang muncul dalam halal bihalal kali ini adalah menggagas reuni akbar secara nasional yang akan melibatkan alumni lintas angkatan yang kini tersebar di berbagai kota di Indonesia.
“Gagasan ini akan kami konkritkan karena belum pernah ada reuni lintas angkatan. Bismillah semoga ada jalan. Insya Allah banyak yang setuju,” Jelas Drs Dwianto MPd, Ketua Alumni angkatan 1986, saat halal bihalal pekan kemarin.
Pada acara halal bihalal di sebuah cafe Jl Wibisono Kota Ponorogo, Dwianto juga mengumumkan bahwa sudah ada SK tentang nama yang ditunjuk menjadi Ketua Alumni SMAN Slahung, yakni Widodo S.Sos, seorang PNS di lingkungan Pemkab Ponorogo.
Widodo yang hadir pada acara halal bihalal menerima amanah termasuk mempersiapkan reuni akbar nasional. “Kita siapkan dari sekarang, dengan melibatkan lintas angkatan. Realisasi tergantung kesepakatan bersama dan kesiapan alumni. Bisa setahun, dua tahun atau tiga tahun lagi,” tutur Widodo yang juga pengusaha ritel di Jl Sinduro, Kota Ponorogo ini.
SMAN Pertama di Kecamatan
Sekolah ini berdiri Tahun 1983 yang merupakan filial (cabang) SMAN 1 Ponorogo. Tak heran siswa angkatan pertama atau lulusan Tahun 1986 ini sebagian besar berasal dari wilayah kota Ponorogo dan kecamatan yang berdekatan dengan kota.
Memang SMAN Slahung adalah SMA Negeri pertama yang berdiri di wilayah kecamatan. Apalagi pada awal berdiri, diberi label Filial SMAN 1 Ponorogo sehingga menjadi daya tarik para orangtua menyekolahkan anak di Slahung.
Kala itu Tahun 1983, SMA Negeri di Ponorogo hanya ada dua yakni SMAN 1 dan SMAN 2 di kota Ponorogo. Kemudian lahirlah SMAN 1 Ponorogo Filial di Slahung sebagai cikal bakal SMAN Slahung.
Pada tahun pertama proses belajar mengajar, SMAN Slahung memiliki 3 ruang kelas dengan menempati gedung SD Inpres Desa Truneng, Kecamatan Slahung. Seluruh dewan guru juga berasal dari SMAN 1 Ponorogo, termasuk Pjs kepala sekolah, Pudjono (almarhum) juga masih merangkap guru senior SMAN 1 Ponorogo.
Pada tahun kedua, siswa tiga kelas angkatan pertama, boyongan dari Desa Truneng ke gedung permanen SMAN Slahung di Desa Galak, Kecamatan Slahung berjarak sekitar 1 kilometer.
Kini gedung SMAN Slahung sudah sangat representatif dengan 19 ruang kelas, sarana olahraga memadai dan sekolah ini memiliki produk unggulan Batik Tulis “Suket Teki” yang sudah cukup tersohor di kalangan siswa Ponorogo.
Setelah SMAN Slahung berdiri, kini di seluruh kecamatan di Ponorogo sudah memiliki SMA negeri, bahkan ada beberapa kecamatan yang punya SMK Negeri sebagai pemerataan pendiidikan.
Pakar Pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr Rr Nanik Setyowati MSi mengatakan mutu pendidikan sekolah negeri hampir merata baik yang di kota maupun di kecamatan. Bahkan sudah ada sekolah di kecamatan yang mutunya bisa melebihi sekolah di kota.
“Rajin-rajinlah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi atau mengundang narasumber untuk peningkatan skill agar lulusan lebih kompetitif,” pesan Dr Rr Nanik Setyowati MSi.
Editor : Wahyu Anggana